Sorga Dipikiranku
Kalangan Sendiri

Sorga Dipikiranku

Puji Astuti Official Writer
      7174

2 Korintus 5:1

Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu143[/kitab] ; [kitab]Yohan3[/kitab] ; [kitab]IISam13-14[/kitab]

Saya sudah tertidur ketika telepon saya berdering. Suara ayah saya bergetar ketika dia memberitahu saya bahwa nenek saya telah kalah dalam pertempurannya melawan kanker. Itu adalah telepon yang sudah saya harapkan, tetapi sesuatu yang masih belum siap dengar. 

Dalam empat jam perjalanan dari kampus esok paginya, saya kembali mengingat kenangan indah pada musim panas yang saya habiskan di rumah Nenek Wanda. Bukan tipikal nenek seperti yang Anda bayangkan, energinya kadang menyaingi saya. 

Kenangan itu muncul dipikiran saya seperti baru kemarin hal itu terjadi. Saya bisa melihat bagaimana nenek saya mencipratkan dan bermain air di danau bersama saya, berteriak histeris di depan pagar kandang monyet di kebun binatang di kota kami, dan berputar-putar bersama saya di komidi putar yang bernama Tilt-A-Whirl hingga kami berdua pusing. (Kami harus memaksa operator untuk berhenti sehingga kami bisa turun, tetapi kami menertawakan hal tersebut sepanjang perjalanan pulang).  

Saya tahu bahwa dia sudah di Sorga dan tidak lagi menderita sakit penyakit yang dengan begitu cepat merusak tubuhnya, namun saya belum siap untuk melepaskannya. Saya merasa Tuhan terlalu cepat mengambilnya. 

Mengapa begitu sulit untuk mengucapkan selamat tingga? Mungkin itu karena kita tidak melihat kematian seperti Tuhan melihatnya. Kita melihat kematian sebagai akhir, dan hal itu membuat kita sedih karena kehilangan seseorang yang kita kasihi. Namun dari sudut pandang Bapa Sorgawi, kematian adalah sebuah awal - awal dari kehidupan kekal bersama Dia di dalam Sorga, tempat yang dari mulanya dirancang untuk kita. Sorga adalah tempat yang seharusnya kita nanti-nantikan!

Bagi banyak orang kematian adalah sesuatu yang tragis dan kita takut menghadapinya. Tetapi mungkin bagi Tuhan, kematian adalah waktunya kita menerima upah bagi kehidupan yang telah kita jalani, daripada sesuatu yang menakutkan. Kematian jasmani bagi orang Kristen hanyalah jalan bagi kita untuk datang menuju tempat yang sudah Tuhan siapkan bagi semua orang percaya - sebuah rumah abadi bersama dengan Dia dimana kita tidak lagi mengalami penderitaan karena ketidakadilan, berbagai pencobaan, sakit penyakit dan kekecewaan terhadap dunia ini. 

Rasul Paulus sepertinya mengerti hal ini. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, dia mengungkapkan bagaimana ia menanti-nantikan kehidupan kekal bersama Kristus. Dia merasa terkoyak antara ingin melayani Tuhan di dunia, dan ingin pergi ke Sorga. Dia menggambarkan hidupnya dengan Kristus sebagai pilihan yang lebih baik. 

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik;tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu ~ Filipi 1:21-24

Seperti Paulus, jika kita masih ada saat ini, itu artinya  masih ada pekerjaan yang Tuhan mau harus kita kerjakan. Namun hidup kita di bumi ini memang bukan untuk selamanya. Kita bekerja untuk Tuhan ketika kita disini, menceritakan kepada orang lain tentang Dia sehingga mereka juga bisa menerima kehidupan kekal. Tetapi kita juga harus ingat warisan mulia yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. 

Ketika kita menjalani kehidupan kita dengan cara demikian, memegang tujuan Sorgawi dan abadi Tuhan bagi kita di pikiran, kita akan melihat kematian dengan sudut pandang yang baru. 

Itu bukan berarti kita tidak merasa sedih saat kita kehilangan seseorang yang kita kasihi. Namun kita tetap bisa memuji Tuhan dalam kedukaan kita, kita tidak berduka seperti orang yang tidak memiliki pengharapan. Sebagai seorang Kristen, kita telah dijanjikan bahwa akhir hidup kita di dunia ini bukanlah akhir yang sebenarnya. Akan tiba harinya saat tidak akan ada lagi kematian dan kesedihan. 

"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." ~ Wahyu 21:4

Terima kasih Tuhan, untuk janji kehidupan kekal bersama-Mu. Dalam perjalanan hidup ini, bantu aku untuk tetap mengarahkan mataku ke Sorga. 

Penulis : Belinda Elliott, penulis & senior editor CBN.com 

Ikuti Kami